Senin, 23 Maret 2009

"Kebijaksanaan” Orangtua

Dito cemberut setelah dimarahi ayahnya. Ia merasa sangat butuh ayahnya untuk membantu.Tetapi malah diminta mengerjakan sendiri.
”Kalau tahu akhirnya toh diminta mengerjakan sendiri ngapain repot-repot menunggu ayah selesai. Huhhh menyebalkan! ayah menyebalkan!”, gerutunya dalam hati.
Sementara sang ayah kembali melanjutkan aktivitasnya. Tetapi pikirannya tidak bisa fokus pada apa yang dikerjakannya. Ia pun tak tahu apa yang membuatnya punya perasaan seperti itu.
Siang berganti sore dan dengan cepat sore berganti malam. Seisi penghuni rumah Dito tertidur lelap. Tetapi ayah dito tak bisa memejamkan mata secara sempurna.
Tiba-tiba ia mendengar suara halus dari dalam hatinya. Suara itu menegurnya dengan lemah lembut namun penuh ketegasan. ”Engkau marah dengan dirimu sendiri tapi engkau tumpahkan pada anakmu yang tak tahu apa-apa. Sebenarnya kemarahanmu pada Dito tak perlu terjadi. Engkau bingung bagaimana harus menghadapi Dito bukan? Selama ini engkau tak pernah punya waktu untuk memikirkan strategi mendidik dan mengelola anak-anakmu!”
Semalaman ia tidak dapat tidur nyenyak. Ia merasa telah berbuat banyak untuk anaknya. Ia sudah membiayai sekolah dan kursus Dito. Ia membelikan berbagai keperluannya, mengajaknya berlibur, menemaninya bermain, tapi sepertinya masih ada yang kurang. Seribu pertanyaan lagi masih menggantung di pikiran.
Apa yang dialami ayah Dito banyak dialami orangtua lain. Mereka semua tak pernah mendapatkan jawaban yang memuaskan. Semua pada bingung harus bagaimana. Ada banyak sekali tawaran tentang konsep pendidikan anak di luar sana. Semuanya laris manis. Mulai dari lagu yang bisa menstimulasi otak bayi sampai pendidikan super yang akan membuat anak kita menonjol dibanding anak lain. Dan semuanya dilatarbelakangi hasil penelitian ilmiah yang mutakhir.
Lalu apa jadinya? Orangtua menjadi terprovokasi dan laris manislah semuanya. Segala bisnis yang menyangkut anak, mulai dari keperluan bayi, mainan edukatif, buku bergambar, musik edukatif sampai sekolah berbahasa asing yang mempunyai berbagai fasilitas mentereng mulai bermunculan. Semuanya dikarenakan adanya permintaan pasar.
Lebih tepatnya semua dikarenakan banyaknya orangtua yang bingung bagaimana harus mendidik anaknya. Orangtua kebanyakan ingin semuanya cepat beres. Mereka tak sempat lagi berpikir mana yang esensial bagi anaknya. Ketika teori-teori hasil penelitian ilmiah disampaikan sebagai latar belakang suatu produk atau jasa maka mereka langsung terbuai.
Para orangtua sendiri tidak mempunyai pengetahuan yang cukup memadai untuk menilai produk yang ada di pasar. Mereka hanya menilai segala sesuatu dari seberapa cepat hasilnya tampak pada anak mereka. Jika itu memakan waktu lama, bertahun-tahun misalnya, maka mereka akan menganggap produk itu tidak bagus.
Orangtua disibukkan berburu produk yang bagus untuk anaknya. Mereka sibuk menilai berbagai produk dan jasa yang akan digunakan untuk anaknya. Waktu mereka habis untuk hal tersebut.
Orangtua tidak menyadari bahwa kemampuan mereka menilai produk dan jasa sebanding dengan dalamnya pengetahuan yang mereka miliki tentang psikologi tumbuh kembang anak beserta segala aspeknya. Jadi setiap orang pastilah mendapatkan manfaat dari segala macam produk tersebut tergantung dari seberapa dalam kita mengerti tentang produk tersebut. Kebanyak orangtua lupa untuk mengedukasi dirinya sendiri agar mampu memilih sesuatu yang baik bagi anaknya. Mereka kebanyakan hanya mengandalkan pengetahuan dari orangtua mereka. Atau informasi sepotong-sepotong dari majalah dan teman yang memilki kasus serupa.
Orangtua sibuk meminta anak-anaknya belajar segala sesuatu tetapi mereka sendiri lupa untuk belajar. Padahal wawasan luas yang dimiliki orangtua menentukan pendidikan dan pengasuhan seperti apa yang akan diterima anaknya.
Baiklah mari kita misalkan segala pengetahuan yang diperlukan untuk mendidik anak diberi skala dari satu sampai sepuluh. Sepuluh adalah skala terbaik. Orangtua yang memiliki pengetahuan mendidik anak di skala 4 akan memperlakukan anaknya dengan cara yang berbeda sama sekali dibanding orangtua yang memiliki skala 8.
Anak dengan orangtua skala 4 akan mengalami perlakuan yang berbeda dengan anak yang orangtuanya berskala 8. Di manakah skala anda ?
Banyak orangtua menanyakan, “Bagaimana caranya menilai kemampuan diri sendiri untuk menangani anak?”
Mudah sekali. Ada beberapa hal penting yang patut kita kuasai sebagai dasar untuk membimbing anak.
Inilah beberapa hal penting dan mendasar yang perlu dikuasai dengan mendalam agar bisa mendidik anak kita menjadi sukses dan bahagia :
• Mengenali diri sendiri dengan baik dan mampu mengelola emosi sendiri. Jika sebagai orangtua kita tidak mampu mengenali diri sendiri dan mengelola emosi dengan baik bagaimana kita bisa mengerti dan memahami orang lain (anak kita)
• Memiliki persepsi yang benar tentang mendidik dan mengasuh anak. Persepsi yang benar bisa dicapai jika kita mengerti cara berpikir yang benar dan mempunyai pengetahuan luas tentang anak-anak
• Mengerti tentang mekanisme pikiran dan fungsi otak sehingga kita mampu mempertimbangkan setiap tindakan dan ucapan
• Mengerti bagaimana pikiran memroses informasi dan pengalaman serta dampaknya di masa depan anak
• Kemampuan berkomunikasi yang bagus sehingga mampu menyampaikan maksud baik kita kepada anak tanpa distorsi makna. Semua orangtua bermaksud baik terhadap anaknya tetapi seringkali anak memaknainya dengan salah karena cara komunikasi yang tidak tepat
• Mengenali tipe kepribadian anak sehingga mampu interaksi anak-orangtua berjalan dengan baik
• Mengenali tipe dan gaya belajar anak sehingga kita mampu mengarahkan anak mencapai prestasi opitmal di bidang akademis
• Mengerti setiap proses tumbuh kembang anak serta apa yang diperlukan di setiap proses
• Kemampuan membantu anak mengatasi trauma sederhana
• Kemampuan membantu anak mengatasi masalah emosional dan membantunya memiliki kontrol diri yang baik
• Kemampuan membantu anak mengembangkan disiplin yang sehat tanpa merusak harga dirinya

Itulah beberapa hal mendasar yang perlu dikuasai orangtua agar mampu mendidik anak untuk tumbuh menjadi manusia sukses dan bahagia. . Jika kita umpamakan bisa menguasai semua hal di atas maka kira-kira kita akan berada di skala 6 atau 7 sebagai orangtua yang baik. Karena ada berbagai hal lain yang penting tergantung dari situasi dan kondisi masing-masing. Ingatlah jika kita berada di skala 8 sebagai orangtua maka kita akan memandang segala hal tentang permasalahan anak dengan cara yang sama sekali berbeda dibanding jika kita berada di skala 3 atau 4 atau 5.
Di angka berapakah skala Anda sebagai orangtua? Kapankah Anda mau meningkatkan diri sebagai orangtua agar bisa menjadi yang terbaik demi anak Anda? Kita tak akan pernah tahu kapan kita akan menjadi sempurna sebagai orangtua bagi anak kita. “Skala kebijaksanaan” ini pun sebenarnya tak berujung, namun satu hal yang pasti bahwa jika kita lebih banyak belajar sehingga tahu lebih banyak maka kita memiliki kecenderungan besar mengambil keputusan yang tepat bagi anak-anak kita. Belajar dan mempraktekkan apa yang dipelajari adalah satu cara yang pasti untuk bisa meningkatkan kapasitas kita menjadi yang terbaik bagi anak-anak kita ……………………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar